Kamis, 11 Agustus 2011



4.6 Pemeliharaan Pembibitan
4.6.1 Penyiraman
Penyiraman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pertumbuhan bibit. Pada bibit umur 0-10 hari kelembaban harus dijaga berkisar 70-80% karena sangat diperlukan untuk perkecambahan pillen dan pertumbuhan awal, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor cor (tloming) halus sebanyak 3 kali sehari( tiap penyiraman sebanyak 2 gembor di tiap-tiap sisi depan dan belakang bedeng). Umur 11-30 hari penyiraman sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan gembor cor (tloming) halus. Umur 30-40 hari penyiraman berkurang menjadi 1 kali sehari.
Jika pertumbuhan bibit tidak seragam, penyiraman dilakukan secara siram pilih artinya antara bibit yang besar dan kecil membutuhkan volume air yang berbeda. Tiap penyiram bertanggungjawab atas 30 bedeng tiap harinya sehingga terdapat 6 orang pekerja dalam kegiatan ini. Sistem pembayaran HKO kegiatan ini
adalah menggunakan sistem harian.

4.6.2 Pemupukan
Interval pemupukan bibit adalah setiap 5 hari sekali. Pemupukan awal diberikan 3 hari sebelum sebar berupa 40 gr Urea dan 100 gr Sp36 yang sudah dilarutkan sehari sebelumnya, keduanya dilarutkan dalam 10 liter air per bedeng. Bibit umur 12-27 hari dipupuk dengan 10 gram NPK Mutiara per 10 liter untuk 3-4 bedeng dengan interval pemupukan 5 hari sekali, Bibit umur 30-36 hari dipupuk dengan 10 gram NPK Mutiara per 10 liter untuk 3-4 bedeng dengan interval pemupukan 3 hari sekali. Kegiatan pemupukan ini dilakukan oleh 6 orang pekerja dimana tiap pekerja bertanggung jawab terhadap 30 bedeng. Sistem pembayaran HKO kegiatan ini dilakukan dengan sistem harian.

4.6.3 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dalam pembibitan tembakau perlu mendapat perhatian dan penanganan, karena bibit yang baru tumbuh tersebut rawan terhadap serangan sehingga tidak jarang terjadi kegagalan akibat serangan ini. Upaya untuk pengendalian hama dan penyakit di pembibitan dilakukan dengan sanitasi lingkungan dan pengendalian secara kimiawi. Sanitasi lingkungan dilakukan untuk menghindari adanya inang hama dan penyakit dari tanaman/gulma di sekitar pembibitan.
Untuk mengendalikan hama dan penyakit secara kimiawi harus adanya jadwal pengendalian yang dikeluarkan oleh Litbang. Adapun aplikasi pengendalian dengan pestisida secara terjadwal dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Aplikasi Pestisida pada Pembibitan Tembakau Kebun Ajong Gayasan


Racun Umur Pestisida Jumlah Kapasitas Aplikasi Dosis pestisida per Ha
Ke- Bibit Pestisida Sprayer Per 10 liter (6,5 bed)
Per 10 L (bedeng)

1 -3 Confidor 500 SL 1,5 ml Lingkungan bed 0,93 ml
2 10 Metindo 25 WP 10,0 gr 7 9,3 gr
Manzate 82 20,0 gr 18,6 gr
3 15 Metindo 25 WP 10,0 gr 7 9,3 gr
Manzate 20,0 gr 18,6 gr
4 20 Buldok 25 EC 10,0 ml 6 10,8 ml
Melody Duo 46.75 WP 20,0 gr 21,7 gr
5 25 Confidor 200 SL 1,5 ml 4 1,6 ml
Manzate 82 20,0 gr 32,5 gr
6 30 Buldok 25 EC 10,0 ml 4 16,3 ml
Melody Duo 66.8 WP 20,0 gr 32,5
7 33 Confidor 200 SL 1,0 ml 3 2,2 ml
Saromyl 35 SD*) 23 gr
8 40 Metindo 25 WP 10,0 gr 3 21,7 gr
Manzate 20,0 gr 43,3 gr

Sumber : PTP Nusantara X Kebun Ajong Gayasan
Keterangan *) : Aplikasi Saromyl 35 SD konsentrasi 4 gram/ 1 liter air dilaksanakan dengan gembor untuk 1 (satu) bedeng diberikan pada H+35


Kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimia ini dilakukan oleh dua orang pekerja. Sistem pembayaran HKO kegiatan ini dilakukan dengan sistem harian.

4.6.4 Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada sekitar bedengan serta pada media bertujuan untuk menghindari persaingan dengan tanaman pokok serta penyebaran hama penyakit. Untuk gulma yang tumbuh pada bedengan dilakukan pencabutan sedangkan untuk gulma yang tumbuh di sekitar bedengan dibersihkan dengan cara dikesrik. Kegiatan penyiangan ini dilakukan oleh 4 orang pekerja dimana seorang pekerja mempunyai tanggujawab 40 bedeng tiap harinya. Sistem pembayaran HKO kegiatan ini adalah dengan menggunakan sistem harian.

4.6.5 Seleksi Bibit
Pada pembibitan sistem polibag untuk mendapatkan bibit yang besarnya seragam perlu diadakan seleksi bibit secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan bibit. Adapun seleksi bibit melalui 2 (dua) tahapan yaitu :
a. Seleksi I : Dilaksanakan pada bibit umur 10 hari dengan cara mengeluarkan polibag yang kosong dan diletakkan dibedeng khusus serta yang pertumbuhannya tidak normal ditempatkan pada bedengan yang telah disediakan dan dilakukan perawatan yang lebih khusus seperti pemupukan, penyiraman, dan buka tutup WPW.
b. Seleksi II : Dilaksanakan pada bibit umur 22-25 hari (12 hari setelah seleksi I) dengan cara memisahkan bibit berdasarkan pertumbuhannya. Seleksi II diklasifikasikan atas :
1) Bibit A : bibit besar (tinggi tanaman antara 5-7cm)
2) Bibit B : bibit sedang (tinggi tanaman antara 4-5cm)
3) Bibit C : bibit kecil (tinggi tanaman <4) Bibit ditata tiap 2 baris diberi jarak ± 4 cm (dari 5 baris menjadi 3 baris dimana baris tengah kosong). Untuk bibit yang kecil perlu dilakukan pemeliharaan khusus untuk mengejar ketinggalan pertumbuhan. c. Seleksi III : Dilaksanakan pada bibit umur 32-40 hari dengan meletakkan bibit yang seragam pada nampan. Pada saat bibit dipindah ke nampan juga dilakukan pekerjaan kupir daun dengan menyisakan 2-3 daun. Nampan ini ditempatkan di tempat transit Kegiatan seleksi dilakukan oleh sekitar 10 tim pekerja dimana tiap tim terdiri atas 2 orang pekerja. Sistem pembayaran kegiatan seleksi ini menggunakan sistem harian. Untuk seleksi I rata-rata 1 tim mampu menyelesaikan 3 bedeng perhari. Untuk seleksi III, rata-rata 1 tim mampu menyelesaikan 50 nampan /per hari. Untuk tempat transit berukuran sekitar 16 x 10 meter dengan ukuran efektif sekitar 16 x 8 meter karena yang 2 meter dibagi untuk jalan. Sehingga dengan demikian mampu menampung sekitar 500 nampan Setelah dilakukan seleksi I dan II dapat diperhitungkan jumlah bibit yang layak tanam untuk lahan tanam seluas 25 ha (163 bedeng) di Kebun Ajong gayasan Bagian XI Dawuhan Macan. Penghitungannya adalah sebagai berikut : a. Polibag disebar  100% = 1.141.000 polibag b. Tidak tumbuh  18% = 205.380 polibag c. Mati  5% = 57.050 polibag d. Bibit tidak layak tanam  7% = 79.870 polibag _____________________________ _ Produksi bibit layak tanam  = 798.700 polibag 4.6.6 Buka Tutup Atap WPW Upaya untuk mendapatkan bibit yang sehat dan siap dipindah ke lapang (pertanaman) maka bibit harus mendapat sinar matahari yang cukup dengan cara membuka keranda bedengan. Pembukaan keranda bertujuan untuk mencegah adanya etiolasi sehingga batangnya kuat dan adaptif sewaktu di tanam di lapang. Adapun pedoman pengaturan pembukaan atap bedengan yaitu : a. Umur 8-30 hari, mulai dari jam 06.30-15.00 keranda di buka sekitar 25 cm ( sampai tepi rangki) b. Umur 30-40 hari, atap dibuka total 1 (satu) hari penuh dan malam hari atap ditutup. c. Bila terjadi hujan dipagi/siang/malam hari, keranda ditutup untuk menghindarai percikan air hujan masuk ke dalam bedengan karena ini bisa menjadi sumber penyakit. Kegiatan membuka dan menutup keranda ini merupakan tanggung jawab pekerja siram bibit yaitu 30 bedeng tiap pekerja. 4.6.7 Pengangkutan Bibit ke Areal Pertanaman/Blok Bibit yang sudah diletakkan di nampan diperiksa kembali agar bebas hama dan penyakit sehingga tidak terbawa ke blok tanaman. Isi per nampan ± 144 bibit. Bibit disiram terlebih dahulu supaya tidak terjadi stagnasi. Selain itu juga perlu disemprot dengan pestisida untuk menyiapkan daya tahan bibit terhadap penyakit dan hama di lahan tanam nantinya. Penyediaan bibit siap tanam untuk masing-masing lokasi/penataran harus mempunyai kerataan yang sama dan pada akhirnya yang dihasilkan lebih homogen. Adapun kriteria bibit yang layak tanam adalah : a. Umur bibit ± 40 hari b. Tinggi bibit ± 7-8 cm (diukur dari dasar polibag sampai pucuk daun tertinggi) c. Keadaan bibit sehat, tidak terserang hama dan penyakit d. Jumlah daun minimal 2 helai (setelah dilakukan pengupiran saat seleksi III) e. Bibit berwarna hijau segar dan pertumbuhannya seragam. Pengangkutan bibit pada blok yang jauh dari lokasi pembibitan menggunakan pick up yang diberi rak susun untuk memperbanyak nampan yang diangkut. Kapasitas untuk satu pick up adalah sekitar 60 nampan. Satu penataran (luasan 5 ha) membutuhkan sekitar 16 angkut bibit ( 960 nampan). Kegiatan ini dilakukan oleh sekitar 6 orang pekerja laki-laki dengan sistem pembayaran menggunakan sistem harian

Other

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...