1 Persiapan Lahan
Sebelum tanah diolah terlebih dahulu tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, misalnya jerami atau bekas tanaman lainnya (kosek jerami). Selanjutnya dilakukan pemasangan tanda batas (patok) untuk menentukan batas-batas jalan tol dan got. Cara pemasangan patok adalah mengukur dari utara ke selatan kemudian dari barat ke timur atau sebaliknya disesuaikan dengan kebutuhan. Selanjutnya dilakukan pelurusan kembali tanda-tanda tersebut dengan melihat dari ujung ke ujung patok lainnya (patok kompas). Pemasangan patok bertujuan untuk menentukan letak bedengan, got dan jalan di areal pembibitan.
Pembuatan jalan digunakan untuk transportasi selama pengangkutan bahan tanam dan memudahkan dalam pemeliharaan bibit. Jalan utama (tol) dibuat dengan lebar 2 meter. Jalan harus rata tanpa ada cekungan. Saluran drainase dibuat mengelilingi bedengan dan sisi jalan dengan lebar 50 cm dan kedalaman 50 cm. Saluran drainase ini berfungsi untuk menampung air saat terjadi hujan sehingga tidak menggenang di areal bedengan. Dalam pembuatan saluran got ini menggunakan sistem borongan. Kegiatan ini dilakukan selama 6 hari dengan rata-rata prestasi kerja 30 meter per hari.
Pagar dibuat dari waring dengan ketinggian 2 meter mengelilingi lokasi untuk menjaga keamanan sekitar area. Selain pagar juga perlu dibuat sumur untuk memenuhi kebutuhan air siraman. Air sumur ini dialirkan melalui pipa paralon ke drum-drum potong. Selain itu juga dibuat pondok bedengan yang berfungsi untuk menampung sarana dan prasarana bedengan.
2 Pasang Cagak
Cagak bedengan dipasang setelah pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya dan patok kompas. Bedengan berbentuk rumah dengan tinggi cagak sekitar 70 cm dari permukaan tanah(panjang cagak yang digunakan sekitar 120 cm, 50 cm dibenamkan ke dalam tanah nantinya). Dalam satu bedeng terdapat 10 cagak.
Kegiatan pemasangan cagak ini dilakukan selama 4 hari dengan sistem borongan yang dilakukan oleh sekitar 8 orang . Prestasi kerja 1 tim tersebut adalah 40 bedeng perhari.
3 Buat dan Bangun Bedeng
Tahap selanjutnya adalah pembuatan bedengan yaitu bedengan dibuat sama, tinggi sebelah barat 30 cm sedangkan tinggi sebelah timur 20 cm sehingga permukaan bedengan miring menghadap ke arah timur. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari pada waktu pagi hari terutama untuk bibit yang berada di deretan belakang. Pembuatan bedeng tidak dipaskan dengan cagak, tetapi dilebihkan sekitar 5 cm dari cagak. Ukuran bedengan 1,10 m x 10,10 m (ukuran bedeng efektif 1 m x 10 m). Bedengan membujur Utara-Selatan.
Kegiatan buat dan bangun bedeng ini dilakukan sekitar 8 hari oleh sekitar 6 orang pekerja dengan prestasi kerja 4 bedeng perhari. Jumlah bedengan yang dibuat adalah 163 bedeng.
Permukaan bedengan dibuat serata mungkin agar memudahkan dalam peletakan polibag nantinya. Setelah dibangun bedeng kasar tadi, lalu dilakukan penghalusan alas bedengan. Kemudian dilapisi plastik sebagai alas polibag yang berfungsi untuk menghindari kontaminasi media yang sudah steril, mencegah agar akar tidak masuk ke dalam tanah, mencegah pertumbuhan gulma dan dapat meloloskan air dengan lancar. Ukuran plastik alas 10,2 m x 1,2 m dengan ketebalan 0,2 mm. Lalu di bagian tepi, plastik diberi lis. Ukuran lis panjang 5,25 (4 buah tiap bedeng) dan lis pendek 1,1 m (2 buah tiap bedeng). Lis ini kemudian dipaku di cagak.
4.4.4 Pasang Rangka Atap WPW Bedengan
Setelah permukaan bedengan terbentuk, selanjutnya dilakukan pemasangan atap yaitu dengan memasang bambu penyangga, alur atap, reng atap lalu atap plastik atau keranda. Sistem atap dalam perkebunan ini menggunakan sistem WPW (Waring Plastik Waring)
Tahap pemasangan kerangka dan atap bedengan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan bambu galur di atas cagak di sisi memanjang bedengan dengan panjang masing-masing 10 m. Galur tersebut diikat dengan menggunakan kawat
b. Kemudian dipasang blandar disisi lebar bedengan dengan panjang sekitar 1m. Dalam 1 bedeng terdapat 5 buah blandar dengan jarak antar bandar 2,5 m
c. Setelah itu dipasang wuwung di blandar tadi. Panjang wuwung sekitar 40- 30 cm. Wuwung dipasang berdiri tegak. Dalam 1 bedeng terdapat 5 buah wuwung dengan jarak antar wuwung 2,5 meter
d. Setelah itu dipasang galur di atas wuwung tersebut dan diikat kuat dengan menggunakan kawat
e. Kemudian dipasang rangki. Satu bedeng membutuhkan rangki sebanyak 8 buah yang dibagi dua bagian, yaitu barat dan timur
f. Setelah itu dilakukan pemasangan atap bedengan. Pemasangan atap bedengan dengan menggunakan atap waring plastik waring (WPW). WPW dibuat dengan menjahit waring, plastik, waring dengan ukuran panjang 4 m dan lebar 4 m ( 1 bedeng membutuhkan 3 buah WPW), dan bagian pinggir diberi lis keranda dengan panjang 4,25 m yang digunakan untuk memudahkan buka tutup atap dan tidak mudah tersingkap karena tertiup angin. Kemudian dipasang pengunci pada galur atas dan dipaku agar WPW tidak mudah lepas bila terkena angin. Atap bedengan berfungsi untuk melindungi bibit terutama pada waktu masih kecil dari sinar matahari dan terpaan air hujan, sehingga atap bedengan harus rapat agar tidak bocor. Atap bedengan dibuat dari WPW untuk menghindari air hujan dan menjaga kelembaban bedengan.
Dalam kegiatan ini menggunakan sistem borongan yang dilakukan oleh 1 tim yang terdiri atas 8 orang pekerja dengan prestasi kerja sekitar 25 bedeng perhari.
4.4.5 Pemotongan dan Penataan Polibag
Setelah bedengan terbentuk, kemudian sosis diangkut ke lokasi bedengan untuk dilakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji yang sesuai. Pemotongan sosis dilakukan diatas kotak potong dengan ukuran panjang 110 cm dan tinggi 20 cm. Alat tersebut diberi batas pemotongan sepanjang 4 cm yang nantinya merupakan tinggi polibag itu sendiri. Setiap kotak yang telah diisi sosis kemudian dipotong dengan menggunakan gergaji. Diusahakan pemotongan sosis harus hati-hati agar kerusakannya tidak terlalu tinggi.
Hasil pemotongan tersebut diatur dan ditata di atas bedengan serapi mungkin dengan jarak rapat dan tiap 5 baris diberi jarak 4 cm. Dalam satu bedengan berisi ± 7000 polibag. Pemotongan dan penataan polibag dikerjakan oleh tim. Satu tim terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang memotong dan 2 orang wanita menata polibag di bedengan. Rata-rata dalam sehari, 1 tim mampu menyelesaikan 3 bedengan. Sistem pembayaran kegiatan ini dilakukan dengan sistem borongan
4.4.6. Pelembapan
Sebelum dilakukan penyebaran benih pillen, yang pertama kali dilakukan adalah pelembaban yaitu 3 hari sebelum sebar (H-3). Pelembapan bertujuan untuk melembabkan media tumbuh yaitu air harus benar-benar meresap sampai ke dasar polibag. Penyiraman menggunakan gembor. Ini dilakukan oleh 3 orang pekerja dimana tiap orang mempunyai tugas menyiram untuk 30 bedengan tiap harinya. Sistem pembayaran kegiatan ini menggunakan sistem harian.
4.4.7. Pupuk Awal
Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum sebar benih. Ini bertujuan memberikan waktu agar senyawa yang tidak dapat diserap berada dalam keadaan siap. Pupuk dasar dilakukan daengan cara mencairkan pupuk kemudian disiramkan di atas permukaan polibag/media tumbuh bibit. Pupuk yang digunakan adalah 100 gr SP36 dan Urea 40 gr per 10 liter air untuk 1 bedengan.
Kegiatan pemupukan awal ini sistem pembayaran pekerjanya sama halnya dengan pelembapan. Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan sistem harian yang dilakukan oleh 6 orang pekerja dimana seorang pekerja mempunyai tanggung jawab terhadap 30 bedeng.
Sumber: Nala, N. 2010. Pembibitan Tembakau F1N Bawah Naungan di PT. Perkebunan Nusantara X Kebun Ajong Gayasan Jember. Jember : Politeknik Negeri Jember (tidak dipasarkan)
Sumber: Nala, N. 2010. Pembibitan Tembakau F1N Bawah Naungan di PT. Perkebunan Nusantara X Kebun Ajong Gayasan Jember. Jember : Politeknik Negeri Jember (tidak dipasarkan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar